Staking/earn telah menjadi kegiatan yang menarik dalam ekosistem blockchain di mana Anda dapat mengunci atau me-stake aset kripto Anda dalam jaringan blockchain untuk mendukung operasinya. Di sisi lain, Anda diberi imbalan berupa koin crypto tambahan yang diciptakan oleh jaringan tersebut. Ini adalah cara menarik untuk berpartisipasi aktif dan mendapatkan imbalan atau manfaat di dunia cryptocurrency.

Memahami Staking Crypto/ Earn:

Staking melibatkan mengamankan aset kripto dengan menempatkannya dalam protokol Blockchain sebagai jaminan. Seperti yang disebutkan sebelumnya, dalam kegiatan staking, pemegang koin (staker) menerima imbalan berupa koin yang di-stake.

Staking crypto melibatkan proses yang beragam, tergantung pada cryptocurrency dan jaringan Blockchain yang digunakan. Sebagai contoh, dalam staking Ethereum, seorang staker perlu memiliki setidaknya 32 ETH untuk berpartisipasi.

Bagi yang mencari keuntungan, mencoba staking crypto layak dipertimbangkan. Staking crypto dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pengguna. Berikut adalah dua jenis staking crypto yang populer:

1. Single Staking Crypto: Single staking crypto cocok untuk mereka yang ingin mendapatkan imbalan dari staking secara mandiri tanpa bergabung dengan staking pool dan menugaskan hak staking kepada pihak lain. Staker melakukan single staking dengan mengunci atau menyimpan koin crypto mereka dalam smart contract mereka sendiri di jaringan Blockchain.

Staker akan memperoleh imbalan atas kontribusinya dalam mendukung operasi Blockchain berupa token atau aset kripto itu sendiri. Contoh validator single staking adalah Polkadot (DOT), platform dengan sistem konsensus dan beberapa validator staking.

2. Staking Pool: Staking pool cocok untuk mereka yang tidak memiliki modal yang cukup untuk melakukan single staking crypto. Staking pool bekerja dengan menggabungkan koin dengan staker lain untuk meningkatkan peluang mereka dalam memvalidasi transaksi.

Staker akan memperoleh imbalan yang dibagi secara proporsional di antara staker di dalam pool berdasarkan jumlah koin yang di-stake. Contoh validator staking pool adalah Ethereum staking, di mana versi baru Ethereum 2.0 menggunakan sistem konsensus Proof-of-Stake (PoS).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Validator:

Penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor saat memilih validator:

1. Reputasi dan Track Record: Pilih validator yang memiliki reputasi dan track record baik dalam melakukan staking untuk keamanan dan efisiensi. Pastikan validator dapat dipercaya dan dapat menjaga keamanan aset Anda.

2. Kebijakan Staking: Pahami kebijakan staking crypto dari validator, seperti persentase imbal hasil yang diterima, jumlah minimum, dan jangka waktu staking. Meskipun tidak semua staking memiliki periode tertentu, beberapa berjalan terus hingga Anda memutuskan untuk unstake.

3. Kemampuan Teknis: Pilih validator yang memiliki infrastruktur teknis yang handal dan dapat memproses transaksi dengan efisien.

4. Transparansi: Cari validator yang transparan dan bersedia mempublikasikan informasi tentang kinerja staking secara terbuka.

5. Dukungan Komunitas: Pilih validator yang mendapat dukungan kuat dari komunitas dan dapat memberikan dukungan dan bantuan saat diperlukan.

Kesimpulan:

  1. Staking melibatkan proses pengguna menyimpan atau mengunci aset kripto untuk mendukung operasi dan memvalidasi transaksi dalam jaringan Blockchain.
  2. Tujuan utama staking adalah mendukung operasi jaringan Blockchain.
  3. Saat memilih validator staking, pastikan validator dapat dipercaya, menjaga keamanan aset Anda, dan berkontribusi secara efektif pada pengembangan aset tersebut.

Sekarang, setelah Anda memahami konsep staking, Anda dapat menjelajahi layanan staking crypto terbaik di Indodax dengan fitur "Indodax Earn."

 

JOIN di SINI!  Staking DOT 12,5%