Perjuangan kemerdekaan Palestina dan perlawanan terhadap Israel merupakan salah satu konflik terlama dan paling rumit di dunia. Dalam perjalanan sejarah yang telah berlangsung selama beberapa dekade ini, berbagai gerakan dan organisasi muncul untuk memimpin perjuangan rakyat Palestina. Pengaruh asing dari negara-negara besar telah memainkan peran penting dalam gejolak tragis di tanah suci ini. Israel, yang sejak awal didukung secara militer oleh Barat, terutama oleh Inggris dan Amerika Serikat, telah menciptakan gejolak yang berdampak besar.
Perlawanan rakyat Palestina dan Arab telah mencirikan krisis berkepanjangan di Timur Tengah. Gerakan ini semakin kompleks seiring munculnya berbagai faksi perjuangan di Palestina dengan pandangan, gerakan, dan strategi politik yang beragam dalam perjuangan pembebasan Palestina. Perjuangan Palestina tidak dapat disederhanakan menjadi perjuangan satu kelompok, melainkan merupakan refleksi dari beragam gerakan yang terlibat.
Di bawah ini, kita akan menjelajahi beberapa gerakan dan organisasi utama yang telah terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Palestina.
1. Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)
PLO didirikan pada tahun 1964 dan menjadi lembaga yang mewakili rakyat Palestina. Tokoh awal dalam pembentukan PLO termasuk Ahmad Shukeiri. PLO adalah aliansi organisasi politik yang memiliki tujuan mencapai kemerdekaan dan hak nasional Palestina. Mereka telah terlibat dalam perundingan internasional dan memiliki sayap militer seperti Al-Fatah yang dipimpin oleh Yasser Arafat. Sayap militer ini terlibarut dalam serangkaian serangan dan perlawanan terhadap Israel.
PLO adalah payung organisasi yang menggabungkan beberapa faksi dan kelompok politik Palestina yang berbeda di bawah satu otoritas sentral. Beberapa faksi utama yang terkait dengan PLO antara lain:
Fatah: Fatah adalah faksi PLO yang paling terkenal dan penting. Didirikan pada tahun 1959 oleh Yasser Arafat dan rekannya, Fatah menjadi kekuatan pendorong di dalam PLO. Fatah menggunakan taktik militer dan diplomasi untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Yasser Arafat memimpin PLO selama beberapa dekade, dan Fatah mendominasi kepemimpinan organisasi. Pada tahun 1993, Fatah menandatangani Kesepakatan Oslo dengan Israel, yang menyebabkan pendirian Otoritas Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP): DFLP adalah faksi PLO yang memiliki basis Marxis. Mereka melihat perjuangan kemerdekaan Palestina sebagai bagian dari perjuangan sosialis dunia. DFLP terlibat dalam beberapa operasi bersenjata melawan Israel dan tetap aktif dalam PLO.
Gerakan Pembebasan Rakyat Palestina (PFLP): PFLP juga merupakan kelompok Marxis yang terlibat dalam perjuangan bersenjata melawan Israel. Mereka terkenal dengan aksi-aksi spektakuler seperti pembajakan pesawat pada tahun 1970-an. PFLP adalah salah satu faksi yang paling keras dalam tuntutan mereka terhadap Israel. PFLP didirikan oleh George Habash pada tahun 1967 dan menggabungkan elemen nasionalis dan Marxis. Mereka telah terlibat dalam serangkaian operasi bersenjata melawan Israel dan masih menjadi faksi yang aktif dalam PLO.
Selain kelompok-kelompok utama di atas, ada beberapa faksi minor yang tergabung dalam PLO, masing-masing dengan orientasi politiknya sendiri, termasuk yang bersifat nasionalis, Islamis, atau berbasis etnis.
2. Hamas (Harakat al-Muqawama al-Islamiyya - Gerakan Perlawanan Islam)
Hamas didirikan pada tahun 1987 selama intifada pertama Palestina melawan pendudukan Israel. Beberapa tokoh utama dalam pendirian Hamas termasuk Sheikh Ahmed Yassin dan Mahmoud al-Zahar. Organisasi ini muncul sebagai alternatif terhadap Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang saat itu dipimpin oleh Yasser Arafat. Hamas mengusung ideologi Islam yang keras dan menentang segala bentuk kompromi dengan Israel dalam perjuangan untuk kemerdekaan Palestina.
Hamas bertujuan untuk memerdekakan seluruh wilayah Palestina dan mendirikan negara Palestina yang independen dan berdaulat dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya. Mereka menggambarkan konflik dengan Israel sebagai perang jihad atau perjuangan suci dan mendukung penggunaan kekuatan bersenjata dalam upaya membebaskan tanah air Palestina. Hamas juga mengedepankan nilai-nilai Islam dalam pemerintahan dan masyarakat, termasuk penerapan syariah. Mereka memiliki sayap militer, Izz ad-Din al-Qassam Brigades, yang terlibat dalam serangkaian serangan terhadap Israel, termasuk serangan roket dan serangan bom bunuh diri.
Hubungan antara Hamas dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) telah bergejolak sepanjang sejarah. Pada tahun 2007, Hamas mengambil alih kendali Jalur Gaza dari Fatah, faksi yang merupakan bagian dari PLO. Sejak itu, Tepi Barat dan Jalur Gaza telah memiliki pemerintahan yang terpisah.
3. Palestinian Islamic Jihad (PIJ)
PIJ didirikan pada tahun 1981 dan berfokus pada konfrontasi militer dengan Israel. Berbeda dengan Hamas, mereka tidak menggunakan partisipasi politik seperti Pemilu. PIJ mengambil bagian dalam perlawanan bersenjata melawan Israel dan mendapatkan dukungan dari Iran dalam bentuk pelatihan, keahlian, dan dana.
PIJ adalah kelompok Islam militan yang bertujuan untuk menghapus Israel dan mendirikan negara Palestina yang independen. Mereka aktif dalam perlawanan bersenjata terhadap Israel dan memiliki sayap militer yang kuat yang terlibat dalam serangkaian serangan terhadap Israel.
Selain kelompok dan organisasi di atas, ada kelompok-kelompok kecil dan faksi lainnya yang juga terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Palestina. Perjuangan ini telah mencakup serangkaian Intifada (pemberontakan) yang terjadi pada tahun 1987 dan 2000 serta serangkaian upaya perdamaian yang diintervensi oleh Amerika Serikat. Namun, hingga saat ini, konflik dan tragedi di tanah suci ini belum menemukan penyelesaian yang memuaskan. Perjuangan Palestina adalah perjuangan kemerdekaan yang mencerminkan nasionalisme Palestina dan perlawanan terhadap penjajahan Israel atas tanah Arab Palestina yang telah didiami selama bertahun-tahun. Meskipun PLO telah menjadi wakil rakyat Palestina, perjuangan ini tetap kompleks dengan keberadaan dua kekuatan dominan, yakni PLO dan Hamas, yang memiliki pendekatan dan gerakan yang berbeda namun satu tujuan, yaitu kemerdekaan Tanah Palestina.
0 Komentar