Pada saat ini, perbincangan mengenai keturunan Nabi Muhammad SAW telah menjadi perbincangan hangat dan populer di media sosial, memicu perdebatan yang kontraproduktif. Keturunan Nabi Muhammad SAW memiliki gelar seperti syarif, sayyid, dan habib untuk lelaki, serta sayyidah dan syarifah untuk perempuan.

Dalam Islam, kita diberi tugas untuk mencintai keluarga dan keturunan Nabi Muhammad SAW, sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan" (QS. Asy Syura: 23). Ini adalah panggilan untuk mencintai mereka, tetapi bukan dalam cara yang buta atau fanatik. Kita tidak boleh menganggap bahwa setiap tindakan keturunan Nabi Muhammad SAW adalah benar hanya karena keturunan.

Mencintai keturunan Nabi Muhammad SAW tidak bergantung pada status sosial mereka, apakah mereka berpengetahuan, bodoh, kaya, atau miskin. Ini adalah kasih sayang yang berakar pada ikatan darah dan keluarga dengan Rasulullah SAW. Seperti manusia pada umumnya, keturunan Nabi Muhammad SAW juga bisa berbuat salah dan berdosa.

Ketika ada keturunan Nabi Muhammad SAW yang tidak mengikuti ajaran agama dengan benar, kita tetap diwajibkan untuk mencintai mereka. Namun, kita boleh memiliki perbedaan pendapat dan metode dalam berdakwah, asalkan tidak ada kebencian di dalam hati kita.

Kecintaan kepada keturunan Nabi Muhammad SAW tidak boleh melebihi batas yang wajar. Artinya, jika mereka melakukan tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama, kita tidak boleh membela mereka buta-tuli. Hal ini hanya akan merugikan kita sendiri, karena kita membela tindakan yang salah.

Sebaliknya, jika kita melihat keturunan Nabi Muhammad SAW berperilaku menyimpang dari ajaran Islam, kita seharusnya tidak membenci atau mencela mereka. Sebaliknya, kita harus memberikan nasihat dan peringatan dengan penuh hormat, dengan tujuan membimbing mereka ke jalan yang benar.

Sebagaimana disimpulkan oleh Imam Syafi'i, "Wahai Ahlul Bait Rasulullah, mencintai kalian adalah kewajiban yang Allah tetapkan dalam Al-Quran. Cukuplah bagi kalian menjadi alasan shalat seseorang diterima atau tidak."

Demikianlah, pentingnya mencintai keturunan Nabi Muhammad SAW dengan pemahaman yang benar, tanpa fanatisme buta atau kebencian. Semoga kita dapat menjalankan ajaran ini dengan bijaksana dan sejalan dengan prinsip-prinsip Islam. Wallahu A'lam Bissawab.

 

Rujukan BINCANG SYARIAH