Tahukah Anda, harga batu bara saat ini lagi naik-naiknya. Sebagai negara penghasil batu bara, Indoneisa tentu saja ikut kecipratan dari kenaikan bahan bakar fosil ini.
Namun, di tengah kenaikannya, kita juga diwanti-wanti dunia akan perubahan iklim, karena batu bara juga dituding sebagai pencetus pemanasan global di di dunia.
Bahkan, untuk mengurangi efek pemanasan global, Pemerintah bertekad mulai mempensiunkan pembangkit listrik Tenaga uap (PLTU) yang kebetulan berbahan bakar batu bara. Sebelum dipensiunkan, PLTU-PLTU tersebut diupayakan menggunakan bahan bakar campuran, yang disebut co-firing. Hal ini untuk mengurangi penggunaan batu bara.
Namun, berlimpahnya batu bara, sebenarnya akan lebih mempunyai nilai ekonomi yang cukup lemayan. Hal inilah yang sering disinggung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai hilirisasi batu bara.
Menurut Jokowi, hilirisasi batu bara sangat penting, karena nantinya akan memiliki nilai tambah yang cukup signifikan sebelum dijual atau diekspor.
Salah satu bentuk hilirisasi batu bara yang akan didorong Pemerintah adalah gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME).
Nah, DME inilah yang bisa menggantikan LPG yang selama ini digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga. Dengan demikian, DME ini nantinya akan mengurangi impor LPG. Tentu saja, negara akan menghemat devisa yang cukup besar. Bahkan, menurut Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, proyek gasifikasi batu bara nantinya bisa menghemat devisa hingga setidaknya Rp 14 triliun.
Namun, apakah proses hilirisasi batu bara menjadi DME sudah berjalan? Itulah yang dibutuhkan keinginan kita semua.
Ayo bangkit Indonesiaku!
0 Komentar