Dalam wasilah subuh gabungan se-Kecamatan Kramat Jati (26 November 2017) lalu di Masjid Al Barokah, Jl. Batu Permata 1, Batu Ampar, Jakarta Timur, gilirannya  KH  Ahmad Sanusi mengupas Kitab Nashaihul ‘Ibad karangan Imam Nawawi Al-Bantani  (jika saya tak salah), menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda ada 4 Tanda orang yang Celaka.

Apa saja tanda-tanda itu?

  1. Orang yang melupakan dosa-dosanya di masa lalu, padahal semua dosa-dosa itu tercatat dengan rapi di sisi Allah.
  2. Orang yang selalu  mengenang atau mengingat-ingat kebaikan yang diperbuatnya di masa lalu. Padahal, kita semua belum mengetahui diterima atau tidak oleh Allah perbuatan-perbuatan baik itu.
  3. Orang yang selalu memandang ke atas segala sesuatu mengenai urusan dunia.
  4. Orang yang dalam urusan agama selalu memandang ke yang lebih rendah.
Nah, Kalau kita sudah mengetahui 4 tanda-tanda yang dikatakan Rasulullah SAW sebagai tanda-tanda orang yang celaka, maka agar kita bisa menjadi orang yang bahagia, maka tinggal kita balik saja pengertiannya :) Bagaimana?

Kalau ingin menjadi orang-orang yang bahagia, maka sebaiknya:
  1. Kita harus selalu mengingat dosa-dosa yang  kita lakukan. Bukan cuma mengingat, kitapun harus juga menyesalinya, dan bertaubat untuk tidak mengulangi dosa-dosa itu lagi. Selanjutnya, banyaknya berbuat baik agar Allah juga mengampuni dosa-dosa kecil yang pernah kitalakukan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
  2. Lupakan apa pun perbuatan baik yang pernah kita lakukan. Anggap saja, kita tak pernah melakukan perbuatan baik, karena dengan demikian kita akan terus terpacu untuk melakukan kebaikan. Bahkan ada istilah, tangan kanan yang memberi, jangan sampai tangan kiri mengetahuinya.
  3. Jangan memandang tinggi soal dunia, karena akan membuat kita selalu kurang. Melihat orang beli mobil, kita ingin juga membeli mobil. Semua itu akan membuat kita tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Dan, semua itu pasti akan kita tinggalkan, tidak dibawa mati.
  4. Untuk urusan ibadah, sebaiknya kita memandag yang lebih atas. Kita harus merasa iri bila ada orang lain yang ibadahnya begitu giat atau amalnya begitu banyak. Karena amal dan ibadah itu akan jadi bekal kita di akherat kelak.

Semoga ada manfaatnya.