Hari ini, Selasa 20 April 2010, saya membaca Kompas di halaman 17, lembaran Bisnis & Keuangan, di bagian kirinya ada beberapa judul kecil dari artikel-artikel yang ada di halaman di dalamnya. Di situ saya menemukan tulisan "Investasi Kasus Priuk Dimulai" Nah, benar gak ya tulisan itu, atau ada kekeliruan sehingga lupa diedit.

Ketika saya cek di halaman dalamnya (halaman 26), ternyata pengantar yang ada di halaman 17 itu adalah untuk artikel yang berjudul, "Investigasi Awal Dimulai" . Tentu saja itulahyang benar mengingat ini berkaitan dengan tragedi yang terjadi di Koja, Tanjung Priuk 14 April lalu.

Kesalahan penulisan Investasi (yang seharusnya Investigasi) memang sangat bertolak belakang. NAmun, inilah yang mungkin kurang diperhatikan pemeriksa naskah (copy editor), kata-kata "investasi" itu letaknya di lembaran Bisnis dan Keuangan, sehingga menganggap bahwa itu bukanlah kesalahan. Ada baiknya, judul penghantar yang ada di halaman depan harus ditelusuri hingga di halaman dalamnya agar kesalahan itu tidak terjadi lagi.

Saya sudah sekitar 10 tahun bekerja di Kelompok Kompas Gramedia, bahkan sebelumnya saya sempat bekerja di Tabloid Tokoh (Kelompok BaliPost ) yang kebetulan cetaknya di Percetakan Gramedia. Nah, ketika deadline dan mengantarkan file ke percetakan, saya seringkali menyaksikan teman-teman di Kompas juga memberikan profprint ke bagian pracetak. Nah, bolak-balik profprint itulah, yang saya tahu bahwa pengkoreksian di Kompas begitu ketat, bahkan petugas pracetak pun kadang ikut memeriksanya. Semoga kekeliruan itu tidak terjadi lagi.

Kadang kita memang sering keliru untuk persoalan bahasa ini. Di dalam bahasa Indonesia, kita mengenal kata-kata kembar yang  tidak memiliki arti yang sama. Namun, itu seringkali membuat kekeliruan dalam sebuah artikel di surat kabar atau iklan. Ada juga kata kembar seperti almarhum-almarhumah yang pernah terjadi di Tabloid Nova edisi 15 Maret 2010, ada materi pemberitahuan belasungkawa yang menuliskan kata "almarhum" untuk seorang ibu yang meninggal, padahal yang benar adalah "almrhumah".

Entahlah, sepertinya kita semua memang harus banyak belajar lagi....