Hot Posts

6/recent/ticker-posts

Bubarkan Saja HTI, Pemerintah Tak Usah Ragu....

Upaya Pemerintah yang akan membubarkan organisasi kemasyarakatan (ormas) Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI, mendapat dukungan dari dua ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhamadiyah. 

NU dan Muhamdiyah merupakan dua ormas yang bisa dibilang ikut membidani lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tentu saja kedunya tak menginginkan negara kebangsaan kita ini berubah, terpecah belah oleh egoisme sempit dari orang-orang tertentu.


Buat saya, apa yang diperjungkan HTI, negara kekilafan merupakan impian tak mendasar. Sistem kekilafan yang pernah ada saja bisa runtuh. Hal ini menggambarkan bahwa sistem kekilafan tidak bisa dijadikan jawaban untuk mempersatukan umat Islam di seluruh dunia. Toh, Indonesia sudah punya Pancsila dan UUD 1945 yang final dilahirkan sejak proklamasi.


Mungkin, pemikiran kekilafan ini didasari oleh sistem pemerintahn di masa Rasulullah dan para sahabat. Pemikiran ini benar, tapi bukan berarti bisa diterapkan di masa kini.

Islam di Masa Rasulullah dan Sahabat, tentu tak bisa disamakan dengan Islam di masa sekarang. Islam di masa Rasululalh adalah masa, dimana mulai lahirnya kepercayaan pada diri Rasulullah yang mutlak tanpa tedeng aling-aling karena Rasulullah merupakan pihak yang langsung mendapatkan perintah dari Allah SWT. 


Kita percaya, bahwa semakin jauh dari masa Rasulullah SAW dan Sahabat, maka semakin rendah pula tingkat keimanan dan keislaman kita. Artinya, tingkat keimanan dan keislaman di masa Rasululalh dan sahabat tentu lebih tinggi dan utama dibandingkan di masa kita dan nanti. 

Aturan dan ketentuan yang dijalankan Rasulullah dan Sahabat masih benar-benar murni merupakan ketentuan dari AlQuran dan Hadist. Nah, kalau saat ini,  segala keputusan tentu saja tidak semurni dahulu, karena ada kepentingan pribadi atau golongan masih lebih kuat, sehingga kepercayaan setiap negara yang tergabung dalam kekilafan tidak sekuat dahulu.

Keislaman kita sebagai bangsa Indonesia sebenarnya sudah benar. Meskipun agamanya Islam yang berasal dari negara Arab, tapi kita punya negara sendiri, seperti halnya juga Arab Saudi dan negaraarab lainnya. Dan, kita tidak meganggap Arab Saudi sebagai negara induk kita.


Kekilafan itu semestinya hanya ada di hati. Kita adalah muslim dari saudara-saudara muslim lainnya di seluruh dunia. Yang menyatukan keislaman kita adalah AlQuran dan Hadist, bukan negara Arab.

Kalau HTI mau melihat, salakan lihat Vatikan. negara Vatikan bisa disebut Negra Agama, yang memiliki perwakilan di setiap negara. Namun, yang diikat agamanya, Katolik Roma. Sedangkan untuk urusan selain agama, merek tunduk pada aturan masing-masing negara.

Dalam Al-Qur'an dikatakan,...





 Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. al-Hujurat [49]: 13)

Nah, AlQur'an sendiri sudah mengisyaratkan bahwa NKRI dan negara-negara lain  merupakan bentuk dari upaya kita untuk saling mengenal, meski berbeda agama, bahasa, dan warna kulitnya.

Posting Komentar

0 Komentar